Kiniko, Industri Pasca Panen Pedesaan
Kiniko merupakan suatu home industry yang beralamatkan di Jl. Raya Batusangkar – Bukittinggi KM 16. Berdiri sejak tahun 1981 dengan produk unggulannya antara lain kopi bubuk kiniko, pisang sale, teh daun kopi, ekstrak pinang, kopi jahe dan beberapa produk olahan makanan lainnya.
Saya sempat melakukan perjalanan kesana saat mendapatkan trip Bukittinggi – Padang gratis dari Motion Radio 97.5 FM karena menang kuis #LEPAS975FM, dan tentunya trip ini disponsori juga oleh TX Travel. Sabtu, pukul 10.00 saya tiba di Kiniko, disambut oleh seorang Uni muda berumur sekitar 19 tahun yang membawa nampan berisikan pisang sale goreng original dan keju yang sudah di potong kecil-kecil untuk memudahkan tamu yang ingin mencicipinya. Saya pun mencoba kedua rasa tersebut dan langsung doyan. Pasalnya, begitu ngunyah, crunchy dan manisnya pisang itu berkumpul menjadi satu di dalam mulut membuat saya ketagihan.
Masuk ke dalam, saya menemukan jajaran produk kiniko yang dijual tersusun rapi di atas rak kayu berwarna merah. Mulai dari kopi kiniko yang dikemas dalam plastik maupun kertas, pisang sale, jagung, dodol, keripik singkong, sampai ramuan pinang penambah semangat hidup. Melangkah lebih jauh ke dalam, pada sisi kiri saya melihat ada ruangan terbuka dan langsung masuk ke dalamnya. Saya menemukan seorang Uni berjilbab hitam sedang menimbang pisang sale yang sudah diplastikin. Yap, Uni tersebut bertugas dalam packaging pisang sale yang hendak dijual.
Saya sempat bertanya juga kepada Uni yang sedang menggoreng pisang sale mengenai proses pembuatan pisang sale. Diceritakan olehnya bahwa pisang yang digunakan adalah pisang ambon, kemudian pisang tersebut, setelah dikupas dan diiris, dimasukan ke dalam oven terlebih dahulu sampai kering (1). Setelah itu, pisang di diamkan diluar dengan suhu ruangan biasa. Nantinya pisang akan mengeluarkan cairan manisnya sehingga terkesan basah (2). Jika sudah seperti itu, barulah pisang dicelupkan dalam cairan tepung terigu untuk selanjutnya digoreng dalam minyak panas (3). Sedangkan untuk pisang sale keju, prosesnya sama dengan pisang lainnya, hanya saja sebelum digoreng, pisang tersebut dibaluri dengan potongan keju kering terlebih dahulu (4). Selesai digoreng, pisang di timbang dan dikemas untuk dijual. Dalam sehari, kiniko mampu memproduksi hingga sampai 240 kg pisang ambon.
Dari sana, saya menuju ke tempat penggilingan kopi yang berada di kawasan industri kiniko juga. Biji kopi pertama dimasak terlebih dahulu selama kurang lebih 1 jam seperti gambar di bawah ini.
Setelah dimasak, biji kopi digiling sebanyak 2 kali sampai dengan halus. Setelah selesai, kopi bubuk di timbang dan di packing sesuai dengan ukuran plastik yang ada untuk dijual. Harga bubuk kopi 500 gr dijual dengan harga Rp. 12.000,-. Dalam sehari, Kiniko menggiling 300 kg biji kopi.
Selanjutnya saya menuju ke bagian belakang Kiniko dan mendapati pemandangan yang sangat indah. Hamparan hijau pepohonan berhiaskan bunga kecil berwarna warni di belakang gazebo serta udara sejuk yang menyelimuti tubuh memberikan rasa damai untuk saya pribadi. Duduk di tengah taman sambil menikmati teh hangat dan berbincang dengan yang lain membuat saya betah untuk berlama-lama disana. Nah, sebagai informasi, disini kita bisa mencicipi teh daun kopi yang berkhasiat untuk menetralisir lemak dan bersifat konstruktif sebagai penyegar badan. Selain itu disediakan juga teh daun murbei yang berkhasiat untuk menurunkan demam karena flu, batuk, sakit kepala, sakit tenggorok, menyembuhkan gigi rematik, darah tinggi, dan muntah darah. Disini, saya mencicipinya menggunakan batok kelapa sebagai wadahnya. Dan jika Anda suka manis, bisa ditambahkan gula dengan mengaduknya menggunakan kayu manis. Menyenangkan!
Psst..saya banyak juga loh menjumpai wisatawan asing yang datang kemari
Keren Ea…
Seru membaca nya…