Nusa Lembongan, Ceningan dan Penida

Random holiday, rasanya itu tema yang cocok buat liburan gue kali ini. Dateng ke Bali, nggak punya itinerary dan cuma punya impian nginep di Le Pirate Beach Club, Nusa Ceningan. Gue pengen nginep disana karena sebelumnya pernah liat foto temen yang udah lebih dulu nginep disana. Cakep gitu fotonya, terus jadi kepengin. Setelah cari informasi dan ngeracunin temen buat nemenin nginep disana, akhirnya gue booking kamar dan pergilah kesana.

Gue naik speed boat dari Sanur, beli tiket kapal return on the spot seharga Rp. 200.000,- dengan open schedule untuk kepulangannya. Kapal Sari Nusa mengantarkan gue ke dermaga Jungut Batu, Nusa Lembongan dengan durasi 30 menit dari Sanur. Setibanya disana, gue langsung sewa motor untuk 2 hari ke depan seharga Rp. 140.000,-. Kemudian gue langsung menuju ke Nusa Ceningan, tempat Le Pirate Beach Club berada. Sebenarnya ada jembatan penghubung Lembongan – Ceningan, tapi karena saat itu sedang diperbaiki, akhirnya gue menuju Ceningan dengan kapal seharga Rp. 40.000,- untuk sekali angkut, termasuk angkut motor sekalian. Nggak butuh waktu lama untuk sampai di Le Pirate Beach Club, karena memang jaraknya tidak terlalu jauh. Begitu sampe di Le Pirate, check in dan langsung eksplore Le Pirate Beach Club itu.

Disana terdapat 10 rooms dengan 2 type ruangan sesuai dengan model kasur: bunk bed dan double bed. Saat itu gue pesen ruangan dengan double bed. Untuk kamar mandinya sendiri semi outdoor dengan fasilitas shower, closet dan wastafel. Kamarnya tidak begitu besar, hanya muat untuk satu kasur saja dan sedikit space untuk melangkah :))

Walaupun kamarnya kecil, tapi view yang ditawarkan luar biasa bikin mata dan hati bahagia. Indah banget. Letaknya yang dipinggir laut (lahan pertanian rumput laut) ngebuat pemandangan semakin sempurna.

Selesai main-main di pool, gue memutuskan untuk jalan-jalan di Ceningan. Gue mulai googling dan mendapati bahwa Ceningan terkenal dengan tempat Cliff Jumping, lalu gue tanya ke staff Le Pirate dan mereka menginformasikan bahwa saat ini ombak lagi sangat besar, bahaya buat Cliff Jumping. Sedangkan untuk lokasinya sendiri berada di Blue Lagoon dan Mahana Point. Karena penasaran, akhirnya gue bareng temen menuju kedua tempat tersebut.

Kalau kamu mau cliff jumping, bertanyalah pada warga lokal kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal itu. Dan Cliff Jumping di Ceningan, tidak ada guide, jadi jumping sendiri naik sendiri yaa. Be careful.

Sampe di Blue Lagoon pas udah mau sunset, terus gue sembari nunggu Sunset, foto-foto disana. Namun sayangnya semesta tidak mendukung, karena mataharinya tertutup awan. Gue kembali ke Le Pirate, makan malam disana sembari bertanya-tanya tentang wisata di sekitar.

Hari kedua di Ceningan, gue ikut snorkeling ke Mangrove Point, Gamat Bay dan Wall Bay. Tapi gue nggak punya fotonya karena kamera underwater yang tiba-tiba mati *sedih*. Tapi gue mau cerita bahwa bawah laut disana sangat indah, banyak school fish, big fish dan colorful coral. Very worth to snork 🙂 Butuh waktu sekitar 3 jam untuk snorkeling ke tempat itu dengan harga Rp. 185.000,-. Gue ambil paketan dari hotel karena memang tanpa persiapan apa-apa. Harga segitu sudah termasuk sewa peralatan snorkeling dan biaya kapal. Lagi-lagi gue mau ingetin kalau mau snorkeling disini tanya dulu sama warga lokal bagaimana kondisi ombak. Pas gue snorkeling di Gamat Bay, ombak lagi besar banget, buat balik ke kapal aja susahnya minta ampun. Berenang susah payah dulu baru sampe ke kapal. Kebawa arus teruuusss. HAH!

Capek snorkeling, akhirnya gue memilih untuk tidur. Terus bangun tidur barulah mikir mau kemana, coba googling lagi dan akhirnya memutuskan untuk ke Lembongan. Di Lembongan, gue pergi ke Tamarin Beach, Devil’s Tear dan Dream Beach. Karena jembatan masih diperbaiki, gue ke lembongan naik kapal sekalian ngangkut motor lagi. Gue gak terlalu ngeh berapa lama durasi mencapai tempat tujuan, karena semuanya pake maps dan kalo feeling mengatakan salah jalan, gue akan nanya ke warga lokal. It works!

Oiya, kalo kamu ke Devil’s Tear, hati-hati karena ombaknya besar banget. Gue aja pas mau foto di deket Devil’s Tear itu jadi parno sendiri, jadi begitu bergaya langsung lari menjauh. HAHA.

Dari Devil’s Tear langsung ke Dream Beach, letaknya deket banget. Dan jangan lupa foto di ayunan yang photoable itu 😀

Selesai main di Dream Beach dan karena udah malem juga, gue makan di The Deck. Tau tempat ini dari penjaga bar di Le Pirate, lalu dengan modal nanya sana sini, akhirnya sampe juga. The Deck merupakan restoran yang menghadap ke pantai, jadi lebih baik kalau mau kemari sore ke senja gitu. Pemandangannya indah banget. Kalau malam jadi romantis sih :’)

Balik dari The Deck ke Nusa Ceningan, jembatannya udah bisa dipake. Yey! Akhirnya nyobain juga. *Norak*. Selama dibenerin, jembatan itu cuma bisa dipake sebelum jam 8 pagi dan setelah jam 6 sore 😀

Pengalaman naik jembatan ini deg-degan juga, karena ada beberapa baut yang belum kepasang di bagian tengah, jadi goyang-goyang :)) Tapi kalau ada bautnya lebih stabil sih jalanannya.

Kembali ke Le Pirate langsung hujan. Untung banget waktunya pas! Pas malam ini, gue cuma bisa berdoa dan berharap semoga ujannya nggak gede sehingga besoknya bisa ke Nusa Penida. Dan PUJI TUHAN, Tuhan mengabulkan doa gue! Besok paginya, gue ke Penida bareng sama tetangga sebelah room. Lumayan buat hemat biaya kapal dan guide. Dari Ceningan ke Penida, naik speedboat seharga Rp. 300,000,- PP. Lalu di Penida sewa motor buat jalan-jalan disana. Harga sewa motor Rp. 100.000,- udah termasuk BBM full.

Di Penida, gue ke Broken Island dan Angels Billabong yang famous itu!! Dream comes true banget, walaupun jalanan yang dilewati lumayan bikin pantat tepos tapi kebayar begitu sampe sana.

Sejak awal guide gue uda bilang, kalo kondisi cuaca tidak mendukung, dia nggak mau buat memandu kami ke Penida. Bener aja, begitu liat jalanan kesana, kebayang dong kalo becek? Huwaaahh. Ternyata semesta mendukung! Thank God banget..

Broken Island dan Angel’s Billabong itu satu kawasan, jadi tinggal jalan kaki aja. Tapi jalanan menuju Angel’s Billabong batuan tajam semua. Be careful ya.

Di Angel’s Billabong, kalau laut nggak pasang, kita boleh berenang. Tapi sebaiknya konfirmasi dulu ke warga lokal bagaimana kondisi laut saat kamu datang. Bisa cek lihat di gambar kan, kalo Angel’s Billabong itu langsung ditepi lautan luas. Jadi, jangan nekat ya!

Dan terkahir, gue ke Crystal Bay. Disini gue lebih milih minum kelapa muda dan makan mie instant pake pilus untuk menutup rangkaian perjalanan ke Penida, Lembongan dan Ceningan.

Yang pasti, gue bakal balik lagi kemari satu saat nanti, soalnya masih banyak banget tempat yang belom di eksplor. Semoga Tuhan dan semesta mengizinkan 🙂